Senin, 02 Juli 2012
Pamsimas Desa Mekarsari
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada umumnya penduduk perdesaan dan pinggiran kota di Indonesia mempunyai kualitas hidup yang rendah, baik dari segi ekonomi maupun pendidikan hal ini akan berpengaruh pada derajat kesehatan yang rendah, sehingga umumnya mereka adalah kelompok yang paling rentan terhadap serangan penyakit. Rendahnya derajat kesehatan selain dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan pendidikan juga disebabkan akan rendahnya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat.
Salah satu cara untuk menimbulkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk meningkatkan derajad kesehatan yang optimal adalah melalui pembelajaran langsung kepada masyarakat dengan menggunakan metode MPA (Methodology Participatory Assessment) yaitu suatu metodologi yang memungkinkan untuk menilai bersama-sama dengan melibatkan perempuan dan laki-laki secara seimbang dimasyarakat. Sehingga menjamin kesinambungan dalam pemanfaatan dan pengembangan sarana air minum dan sanitasi di masyarakat.
Proses Kegiatan Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi
Sebagai upaya untuk meningkatkan proses perencanaan yang tanggap terhadap kebutuhan, program PAMSIMAS menekankan pendekatannya pada partisipasi masyarakat dengan menggunakan Methodology for Participatory Assessments ( MPA ) and Participatory Hygiene and Sanitation Transformation (PHAST). MPA mempunyai fokus pada penilaian kebutuhan terhadap sarana air bersih dan sanitasi, sedangkan PHAST mempunyai fokus pada perubahan perilaku hidup bersih dan sehat ditingkat rumah tangga dan masyarakat sekolah.
Metode MPA – PHAST melibatkan seluruh lapisan masyarakat (kaya, miskin, laki-laki, perempuan) sehingga tidak terjadi bias gender dan keadilan. Kelompok miskin dan perempuan yang biasanya merupakan kelompok terabaikan, menjadi bagian yang sangat penting dalam program PAMSIMAS ini. Dengan demikian diharapkan program yang dilaksanakan dapat menyentuh kebutuhan sebenarnya, secara khusus diharapkan agar sarana air bersih dan sanitasi yang dibangun bersama masyarakat dapat berkesinambungan, dimana setiap orang merasa memiliki, menjaga, dan mengelola sarana tersebut bersama-sama.
Setelah proses pengambilan data awal dengan metode MPA-PHAST selasai, maka dilaksanakan pleno MPA-PHAST yang bertujuan agar seluruh masyarakat tahu tentang keadaan dan masalah yang ada didesanya. Dari hasil identifikasi masalah maka lahirlah pilihan masyarakat tentang kegiatan yang akan dilakukan di Desa yang kemudian dilanjukan dengan penyusunan PJM ProAksi (Perencanaan Jangka Menengah Program Penyediaan Air Minum, Kesehatan dan Sanitasi). Setelah itu baru penentuan opsi dan penyusunan Rencana Kerja Masyarakat. Adapun penentuan Opsi masyarakat adalah sebagai berikut : Penigkatan Kapasitas dan kelembagaan masyarakat, pembangunan sarana air bersih dan sanitasi, Program PHBS di masyarakat dan Sekolah
Dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan, program ini sepenuhnya dikelola oleh masyarakat yang diwakili oleh Lembaga Keswadayaan Masyarat (LKM) yang dipilih melalui musyawarah dengan mempertimbangkan kesetaraan gender dan kaya, miskin. Setelah LKM terbentuk, untuk menguatkan LKM sebagai lembaga lokal yang berbadan hukum maka di dibuatkan Akta Notaris.
1.2 TUJUAN
Penggunaan tools MPA secara strategis bermanfaat untuk meningkatkan proses perencanaan yang tanggap kebutuhan terhadap sarana air bersih dan sanitasi, sedangkan penggunaan tools PHAST untuk memfokuskan pada perubahan perilaku hidup bersih dan sehat di tingkat rumah tangga dan masyarakat. Tahapan penggunaan tools MPA-PHAST sebelum proses penyusunan Rencana Kerja Masyarakat di Desa Mekarsari dapat dilihat pada lampiran.
Sedangkan secara umum tujuan proses rencana kerja masyarakat pada Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) adalah untuk membantu masyarakat mengembangkan pengelolaan dalam pelayanan sarana air dan sanitasi yang sinambung dan digunakan secara efektif oleh masyarakat sendiri. Ada lima faktor untuk kesinambungan yaitu: teknis, sosial, kelembagaan, keuangan dan kelestarian lingkungan.
1.3 PROFIL DESA
Dari hasil pelaksanaan MPA/PHAST dan data Desa yang diperoleh dari monografi desa dapat diperoleh gambaran umum Desa Mekarsari Kecamatan Cipari Kabupaten Cilacap sebagai berikut :
1.3.1 Letak Geografis
a. Letak Wilayah
Letak Desa Mekarsari mempunyai batas-batas Desa :
1) Sebelah Utara : Desa Pahonjean/Desa Mulyasari
2) Sebelah Selatan : Desa Mulyadadi
3) Sebelah Timur : Desa Pegadingan/Desa Sidasari
4) Sebelah Barat : Desa Cisuru
b. Kondisi alam
Desa Mekarsari merupakan daerah dataran tinggi dengan kondisi tanah cukup subur.
c. Luas wilayah
Sesuai dengan tata guna tanah lahan,Desa Mekarsari memiliki luas 855.170 ha, terdiri dari :
1) Tanah Sawah : 165,6 Ha
2) Tanah Pekarangan : 85,4 Ha
3) Tanah Tegalan : 7,4 Ha
4) Tanah Kehutanan : 597 Ha
5) Tanah Lain - lain : 3,05 Ha
d. Iklim dan curah hujan:
1) Iklim : Tropis
2) Curah hujan : 28 - 350 mm
e. Ketinggian : ± 17 meter diatas permukaan air Laut.
Jarak dan akses keluar Desa
1) Jarak Desa dengan ibu kota Kecamatan 7 Km.
2) Jarak Desa dengan kota Cilacap 71 Km.
3) Kondisi sarana jalan dan jarak terdekat mendapatkan material :
Kondisi jalan yang menghubungkan Desa dengan kota Kecamatan adalah jalan beraspal dan kondisi jalan rusak, yang menghubungkan kota Kecamatan dengan kota Cilacap merupakan jalan beraspal. Jarak terdekat untuk mendapatkan material / peralatan sejauh 7 km yaitu di ibu kota Kecamatan Cipari
1.3.2 Gambaran Umum Desa Mekarsari
Desa Mekarsari merupakan bagian dari Kecamatan Cipari yang terdiri atas 6.864 jiwa dengan KK sebanyak 1.665 dengan wilayah administrasi terdiri dari 3 Dusun, yang terbagi dalam 6 RW dan 30 RT, yaitu :
1) Dusun Sawangan 13 RT : 786 KK
2) Dusun Gunungsari10 Rt : 534 KK
3) Dusun Pitulasi 7 RT : 214 KK
1. DUSUN SAWANGAN RW I / RW II
Dusun Sawangan didominasi oleh penduduk sedang,dengan jumlah rincian tiap RT sebagai berikut :
RW RT JUMLAH KK KRITERIA
KAYA MISKIN SEDANG
I 1 73 19 18 36
2 59 11 19 28
3 60 10 24 26
4 63 10 16 37
5 54 15 28 11
6 48 10 20 18
7 46 7 21 20
JUMLAH 404 82 146 176
II 1 48 8 24 16
2 65 14 27 24
3 73 10 42 21
4 59 11 27 21
5 65 7 37 21
6 72 9 34 29
JUMLAH 382 59 191 132
Masyarakat Dusun Sawangan di dominasi oleh penduduk sedang yang sebagian besar bekerja sebagai petani,.sebagian besar masyarakat di Dusun Sawangan ini masih belum menyadari pentingnya PHBS hal ini terlihat dari jumlah penduduk yang sebagian besar belum memiliki sarana sanitasi yang baik,sedangkan masyarakat Dusun Sawangan yang belum memiliki jamban buang air besar kebanyakan di kali.
2. DUSUN GUNUNGSARI RW III DAN IV
Dusun Gunungsari didominasi oleh penduduk dengan kondisi ekonomi menengah. Dengan jumlah rincian tiap RT sebagai berikut :
2.1 RW III DAN RW IV
RW RT JUMLAH KK KRITERIA
KAYA MISKIN SEDANG
III 1 52 2 36 14
2 56 4 32 20
3 59 7 21 31
4 57 4 31 22
5 16 10 6
JUMLAH 240 17 140 83
IV 1 35 1 16 18
2 48 3 24 19
3 46 5 21 21
4 57 9 26 23
5 108 10 47 51
JUMLAH 294 28 134 132
Infrastruktur di Dusun Gunungsari masih banyak dijumpai adanya jalan yang masih berupa tanah dan makadam. Sebagian besar warga Dusun Gunungsari bermata pencaharian sebagai karyawan perkebunan. Sebagian besar masyarakat Dusun Gunungsari belum menyadari tentang adanya pola hidup bersih dan sehat. Hal ini terbukti dengan jumlah jamban pada setiap rumah tangga masih kecil dan didukung pula oleh data kepemilikan jamban, sedangkan masyarakat Dusun Gunungsari yang belum memiliki jamban buang air besar kebanyakan diluar.
3. DUSUN PITULASI RW IV DAN RW V
Dusun Pitulasi didominasi oleh penduduk dengan kondisi ekonomi menengah. Dengan jumlah rincian tiap RT sebagai berikut :
RW RT JUMLAH KK KRITERIA
KAYA MISKIN SEDANG
V 1 32 0 8 24
2 63 0 41 22
3 86 5 37 44
4 28 0 7 21
JUMLAH 209 5 93 111
VI 1 43 3 15 25
2 39 4 12 23
3 54 8 17 29
JUMLAH 136 15 44 77
Dusun Pitulasi merupakan Dusun yang akan mendapatkan air bersih dan keadaan masyarakatnya masih sama dengan bagian wilayah Desa Mekarsari yang lain. Hal ini terlihat dari jumlah kepemilikan jamban yang sebagian besar hanya dimilki oleh keluarga kaya dan sedang saja, sedang masyarakat Dusun Pitulasi yang belum memiliki jamban buang air beser kebanyakan di kali dan kolam.
1.3.3 Perkembangan Jumlah Penduduk Desa Mekarsari
Jumlah Kepala Keluarga Penduduk Desa Mekarsari adalah 1.665 KK dengan jumlah penduduk sebesar 6.864 jiwa, terdiri atas 3.502 penduduk laki-laki dan 3.362 penduduk perempuan. Dengan membagi jumlah laki-laki dengan jumlah perempuan dikalikan 100% maka Sex Ratio Penduduk Desa Mekarsari adalah 51%.
1.3.4 Kondisi tanah dan potensi air
Desa Mekarsari mempunyai tekstur tanah yang kering dan gersang, merupakan daerah yang berbukit. Desa Mekarsari mempunyai beberapa buah mata air,sebagian memiliki debit air yang kecil dan mengering saat musim kemarau namun ada mata air yang lain memiliki debit air yang cukup namun letaknya cukup jauh dari pemukiman penduduk.
1.3.5 Tingkat Pendidikan
Rata-rata tingkat pendidikan penduduk Desa Mekarsari sebagian besar tamatan Sekolah Dasar, dan hanya sebagian kecil yang mengenyam pendidikan sampai ke perguruan tinggi, data mengenai pendidikan ini dapat dilihat dalam fieldbook tabel CD 4. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan masyarakat desa Mekarsari adalah karena faktor ekonomi keluarga yang sedang, hal itu didukung juga dengan jarak tempuh sekolah lanjutan dari desa yang relatif jauh sehingga dibutuhkan biaya tambahan untuk transportasi. Dari kondisi ini dapat disimpulkan bahwa hanya golongan keluarga mampu yang bisa membiayai anak-anaknya untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi
1.3.6 Kondisi Sosial Ekonomi
Desa Mekarsari yang mempunyai 6.864 jiwa, mayoritas bekerja sebagai Petani, dan buruh tani. Lebih dari 2/3 masyarakat desa tersebut tingkat pendidikannya relatif rendah, secara tidak langsung juga mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat yang mana dari segi pola makan umumnya mereka hanya bisa makan atau mengkonsumsi nasi tiga kali dengan lauk seadanya.
BAB II
HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS SITUASI
2.1 Data dan Informasi Masyarakat
2.1.1 Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga berdasarkan Klasifikasi Kesejahteraan
Dusun Jumlah Penduduk
(jiwa) Tingkat Kesejahteraan
(jumlah rumah/KK)
L P Jumlah Kaya Sedang Miskin Jumlah
Sawangan 1.824 1.753 3.577 141 308 337 786
Gunungsari 1.021 1.018 2.039 45 274 215 534
Pitulasi 657 591 1.248 20 137 188 345
Total 3.502 3.368 6.864 206 719 740 1.665
Prosentase (%) 12,30 43,24 44,46 100
2.1.2 Jumlah Penduduk dan Akses Awal Terhadap Sarana Air Minum dan Sanitasi
Dusun Jumlah Rumah tangga yang mempunyai akses awal
Penduduk
(jiwa) Rumah Tangga (rumah/kk) Sarana air minum
(rumah/kk) Sarana sanitasi
(rumah/kk)
Sawangan 427 144 79 2
Gunungsari 284 106 68 0
Pitulasi 167 55 35 0
Total 2.349 800 412 5
Prosentase (%) 51,5 0,63
2.1.3. Fasilitas Kesehatan yang Terdapat di Wilayah Desa Mekarsari
Fasilitas kesehatan Jumlah Lokasi
Puskesmas 0 -
Puskesmas pembantu 1 -
Pos Bersalin 0 -
Posyandu 4 Masing-masing dusun
Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) 1 Dusun Pitulasi
2.1.4. Fasilitas Pendidikan yang Terdapat di Wilayah Desa Mekarsari
2.1.4.1 SDN Mekarsari 01
Nama Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Sarana Sanitasi Jumlah Sarana Air Minum
L P Jumlah Jamban Tempat Cuci Tangan Tempat Sampah
Jumlah 44 26 70 1 - 7 0
2.1.4.2 SDN Mekarsari 02
Nama Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Sarana Sanitasi Jumlah Sarana Air Minum
L P Jumlah Jamban Tempat Cuci Tangan Tempat Sampah
Jumlah 71 54 125 1 2 2 1
2.1.4.3 SDN Mekarsari 03
Nama Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Sarana Sanitasi Jumlah Sarana Air Minum
L P Jumlah Jamban Tempat Cuci Tangan Tempat Sampah
Jumlah 64 46 110 4 2 2 1
2.1.4.4 MI Sawangan Mekarsari
Nama Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Sarana Sanitasi Jumlah Sarana Air Minum
L P Jumlah Jamban Tempat Cuci Tangan Tempat Sampah
Jumlah 38 50 88 1 1 2 1
a. Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi
Dari hasil identifikasi masalah dan analisis situasi di Desa Mekarsari banyak hal-hal yang ditemukan, terutama masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan yang masih kurang mendapat pelayanan dari pemerintah dan masih ditemukannya perilaku masyarakat kurang sehat antara lain :
a. Masih banyak warga yang buang air besar di tempat terbuka.
b. Kebiasaan buruk setelah melakukan pekerjaan yang mengakibatkan tangan kotor mereka tidak mencuci tangan dengan air mengalir dan tidak terbiasa mencuci tangan mereka dengan sabun.
c. Saluran drainase yang tidak terawat sehingga sanitasi lingkungan kurang sehat
Beberapa masyarakat menyadari masalah tersebut, tetapi masih belum dapat menemukan cara merubah kebiasaan/perilaku buruk diatas agar menjadi lebih baik. Kesulitan yang dihadapi masyarakat untuk merubah atau meningkatkan derajat kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut :
a. Keadaan ekonomi masyarakat masih tergolong miskin, dengan pendapatan sangat rendah
b. Masih minimnya sarana penyehatan lingkungan
c. Mereka disibukkan dengan urusan mencari nafkah sehingga masalah kesehatan terabaikan
d. Belum memahami cara menjaga kesehatan badan
e. Tingkat pendidikan yang masih rendah
2.2.1 Kondisi Sarana Air Bersih dan Cakupannya
Sarana air bersih yang ada di Desa Mekarsari terdiri dari berbagai macam jenis yang masing-masing tesebar di berbagai wilayah RW. Sarana-sarana air bersih tersebut antara lain :
a. Mata air
Mata air ada beberapa buah namun debitnya kecil dan pada musim kemarau menjadi kering.
Secara fisik kualitas air di Desa Mekarsari masih layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat, hal ini dapat dilihat dari warnanya yang jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Masyarakat Desa Mekarsari memiliki akses cukup terhadap sarana air bersih. Dusun yang belum tercukupi untuk air bersih yaitu Dusun Pitulasi Dan Dusun Gunungsari.
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa masyarakat yang memiliki akses cukup terhadap sarana air bersih sebesar 879 Kepala Keluarga dari 1.665 KK atau sebesar 76,7 %. Sedangkan untuk akses rendah sebesar 388 Kepala Keluarga atau sebesar 23,3%. Hal ini menunjukan bahwa kesadaran masyarakat untuk menggunakan/mengakses air bersih cukup bagus karena lebih dari ½ dari semua lapisan masyarakat telah menggunakan air bersih sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti minum, memasak, mandi dan cuci.
2.2.2 Kondisi Sarana Sanitasi dan Cakupannya
Akses masyarakat Desa Mekarsari terhadap sarana sanitasi masih kurang bagus. Hal ini bisa kita lihat bahwa hanya kurang dari separuh masyarakatnya yang sudah memiliki jamban yaitu sebanyak 49 KK dari jumlah penduduk 1.665 KK telah memiliki sarana sanitasi. Berarti sebesar 2,94 % keluarga dapat mengakses sarana sanitasi dengan mudah.Berdasarkan hasil transect walk yang telah dilakukan di Desa Mekarsari, dapat kami gambarkan bahwa setengah lebih masyarakat Desa Mekarsari memiliki Perilaku Buang Air Besar (BAB) sembarangan terutama masyarakat di Dusun Pitulasi dan dusun-dusun yang lainya. Pada umumnya mereka menggunakan diluar sebagai sarana Buang Air Besar. Hal ini didukung dengan data kepemilikan Jamban yang menyatakan bahwa hanya sebagian kecil masyarakat Dusun Pitulasi yang memiliki sarana sanitasi. Dibandingkan dengan Dusun yang lain, Dusun inilah yang paling sedikit memiliki sarana sanitasi (jamban) dan paling sering mengalami kekurangan air pada saat musim kemarau tiba.
Masyarakat yang perlu mendapatkan intervensi berupa peningkatan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan CLTS (Community Led Total Sanitation) yaitu masyarakat RW V dan RW VI Dusun Pitulasi dan dusun-dusun yang lain karena kesadaran masyarakatnya untuk hidup bersih dan sehat masih rendah.
2.2.3 Perubahan Perilaku Yang Berhubungan Dengan Kesehatan
Perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat Desa Mekarsari dapat dikatakan masih kurang. Perilaku buang air besar sebagian besar masyarakatnya masih dilakukan di kolam dan kolam, namun demikian ada beberapa warga masyarakat yang sudah memilki sarana sanitasi sendiri baik berupa jamban yang sanitair tetapi masih banyak penduduk yang memilki jamban yang tidak di lengkapi dengan septic tank.
Perilaku yang masih kurang baik adalah belum adanya kebiasaan dari masyarakat untuk mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar, sebelum makan, dan setelah beraktivitas. Hal ini diakui oleh warga masyarakat dan anak-anak SD pada saat FGD contamination route. Biasanya setelah buang air besar mereka mencuci tangan tanpa sabun dan makan tanpa cuci tangan terlebih dahulu. Khusus untuk anak-anak SD ternyata masih banyak anak yang mempunyai kuku panjang dan hitam, hal ini berarti mereka belum mempunyai perilaku hidup bersih dan sehat sehingga memungkinkan terjadinya penyakit diare.
Dalam rangka untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat dan khususnya untuk menghindari terjadinya penyakit diare di Desa Mekarsari maka perilaku yang tidak sehat seperti yang disebutkan diatas harus dirubah. Perlu peningkatan kesadaran masyarakat mengenai perilaku buang air besar yang sehat. Perilaku buang air besar di kolam harus dirubah menjadi buang air besar di jamban, membiasakan masyarakat untuk mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar, setelah beraktivitas maupun sebelum makan. Hal ini bisa dilakukan dengan mengadakan pelatihan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat dengan sasaran masyarakat umum dan anak-anak SD yang bekerja sama dengan pihak terkait, seperti Dinas Kesehatan, bidan Desa maupun Puskesmas. Anak-anak SD harus dibiasakan untuk mencuci tangan dengan sabun, caranya dengan dibangunnya sarana cuci tangan (wastefel) di Sekolah Dasar dan biasakan untuk memotong kuku untuk menghindari terjadinya penyakit.
2.2.4 Kapasitas Masyarakat
Kelompok masyarakat Desa Mekarsari terbagi dalam tiga kepala Dusun yaitu kepala Dusun Sawangan,Gunungsari dan Pitulasi. Dimana wilayah setiap Dusun tingkat kesejahteraannya antara kaya, menegah dan miskin sebagian besar didominasi oleh golongan menengah dan miskin. Partisipasi masyarakat Desa Mekarsari terhadap program PAMSIMAS sangat antusias. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan masyarakatnya baik dari golongan muda-mudi, tokoh agama dan tokoh masyarakat. Kerjasama antara BPD sebagai partner pemerintahan Desa sangat kondusif, dengan ditandai oleh lajunya pembangunan Desa yang semakin meningkat.
Dengan adanya program PAMSIMAS, masyarakat Desa Mekarsari sangat menerima program yang memfokuskan tentang sarana air bersih dan sanitasi yang nantinya dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari harapan kaum perempuan untuk memudahkan mereka dalam mengakses air bersih untuk keperluan sehari-hari.
MASALAH KELOMPOK MASYARAKAT YANG MENGHADAPI MASALAH LOKASI TERJADI MASALAH FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA MASALAH UPAYA YANG INGIN MASYARAKAT LAKUKAN UNTUK PENINGKATAN POTENSI MASYARAKAT UNTUK UPAYA PERBAIKAN/ PENINGKATAN
a. Air Minum
Sumber mata air yang telah dimanfaatkan dimusim kemarau debitnya kurang
b. Sanitasi
Masih banyak masyarakat yang belum memiliki jamban sehingga masih banyak yang buang air besar di sembarang tempat atau di kolam,kolam
c. Perilaku Kesehatan
- Masyarakat tidak mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar dan sebelum&sesudah makan
- Sampah masih dibuang sembarangan
d. Kapasitas masyarakat
Pengetahuan dan ketrampilan masyarakat terkait dengan kesehatan, pengelolaan dan pemeliharaan sarana air bersih dan sanitasi serta keuangan masih rendah
Kelompok masyarakat miskin baik laki-laki maupun perempuan
Kelompok masyarakat menengah dan miskin baik laki-laki maupun perempuan, tua dan muda
Hampir sebagian besar masyarakat Desa Mekarsari baik laki-laki-perempuan, tua muda, miskin dan menengah
Sebagian besar masyarakat di Desa Mekarsari baik kelompok laki-laki, perempuan, orang tua, miskin
Dusun Pitulasi
Dusun Pitulasi dan Dusun-dusun yang lain
Semua Dusun
Desa Mekarsari
Pada musim kemarau debit air berkurang
Sarana jamban yang belum memadai,
Lokasi Dusun yang dekat dengan kolam,
Kesadaran masyarakat tentang kesehatan masih rendah
Kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat masih rendah
Sumber daya manusia yang makih rendah
Memanfaatkan mata air yang ada di desa Mekarsari dengan sistem perpipaan
Pelaksanaan CLTS untuk memicu kesadaran masyarakat agar masyarakat membuat jamban atas biaya sendiri dan tidak BAB di sembarang tempat lagi
Mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku hidup bersih dan sehat dengan diadakannya penyuluhan tentang pentingnya mencuci tangan dengan sabun setelah BAB, sebelum dan sesudah makan serta membuat tempat sampah akhir.
Pelatihan untuk peningkatan kapasitas masyarakat seperti pelatihan kader kesehatan, teknin, administrasi dan keuangan serta pelatihan untuk badan pengelola sarana.
Swadaya tenaga dalam pelaksanaan pembangunan sarana
Sumber daya manusia
Sumber daya manusia
Sumber daya manusia
BAB III
PROSES PEMICUAN PERUBAHAN PERILAKU BUANG AIR BESAR (CLTS) DUSUN PITULASI DESA MEKARSARI
Dalam rangka mningkatkan perilaku bersih dan sehat masyarakat terutama mengenai perialku BAB maka perlu dilakukan kegiatan pemicuan CLTS. Pemicuan ini dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk merubah perilaku BAB di sembarang tempat menjadi BAB di jamban secara mandiri. Kegiatan pemicuan CLTS di Desa Mekarsari Kecamatan Cipari dilaksanakan di Dusun Pitulasi pada :
Hari/tanggal : Selasa, 15 Mei 2012
Tempat : SDN Mekarsari 03
Waktu : Pukul 14.45 s/d 15.15 WIB
Peserta : Laki-laki = 18 orang
Perempuan = 13 orang
Proses pelaksanaan CLTS sebagai berikut :
1. Pembukaan dan sambutan oleh Kepala Desa Mekarsari, bahwa acara merupakan rangkaian kegiatan dari program PAMSIMAS
2. Sambutan dari sanitarian Puskesmas Cipari bahwa masyarakat menjaga kebersihan lingkungan untuk meningkatkan derajat kesehatan mereka sendiri.
3. Perkenalan tim fasilitator bahwa kedatangan tim bukan untuk member bantuan dan bukan untuk memberi penyuluhan tetapi akan belajar bersama mengenai kebersihan lingkungan di Desa Mekarsari
4. Agar tidak ada kesenjangan antara peserta dan tim maka dilakukan bina suasana yang berisi permainan dan nyanyian tentang kebiasaan buang air besar warga.
5. Pemetaan wilayah Dusun Pitulasi oleh peserta, kemudian peserta menunjukkan tempat-tempat yang biasa digunakan untuk buang air besar yaitu di kolam
6. Transect walk ke tempat buang air besar sembarangan yang ditunjukkan oleh peserta yaitu di kolam dan ditemukan kotoran manusia. Kemudian dilakukan simulasi air yang terkontaminasi oleh tinja.
7. Setelah dilakukan simulasi, peserta diminta melakukan FGD tentang perjalanan penyakit diare mulai dari tinja sampai ke mulut.
8. Setelah dilakukan pemicuan tentang hal-hal yang membuat malu dan takut sakit, maka dibuatlah RKTL (Rencana Kerja Tindak Lanjut) untuk masyarakat yang mau merubah perilakunya, yang semula buang air besar di kolam menjadi buang air besar di jamban.
9. Disepakati bersama bahwa yang akan melakukan monitoring RKTL adalah Up Kesehatan dan kader kesehatan.
No Nama Alamat Kapan mau berubah
1 Sri Nurul Hikmah Pitulasi RT02 RW 05 Sekarang
2 Parinah Pitulasi RT02 RW 05 Sekarang
3 Wagiyanti Pitulasi RT02 RW 05 Sekarang
4 Wagini Pitulasi RT 02 RW 05 Sekarang
5 Martinah Pitulasi RT 02 RW 05 Sekarang
6 Rusmini Pitulasi RT 02 RW 05 Sekarang
7 Waginem Pitulasi RT 02 RW 05 Sekarang
8 Carti Pitulasi RT 02 RW 05 Sekarang
9 Sutiyem Pitulasi RT 02 RW 05 Sekarang
10 Painah Pitulasi RT 02 RW 05 Sekarang
11 Puji Putilasi RT 03 RW 05 Sekarang
12 Karsitem Pitulasi RT 03 RW 05 Sekarang
13 Admini Pitulasi RT 03 RW 05 Sekarang
14 Rukmini Pitulasi RT 03 RW 05 Sekarang
15 Daryati Pitulasi RT 03 RW 05 Sekarang
16 Nurhayati Pitulasi RT 03 RW 05 Sekarang
17 Dasmini Pitulasi RT 03 RW 05 Sekarang
18 Tukiyem Pitulasi RT 03 RW 05 Sekarang
19 Fatmah Pitulasi RT 03 RW 05 Sekarang
20 Sutriati Pitulasi RT 03 RW 05 Sekarang
21 Darisem Pitulasi RT 03 RW 05 Sekarang
22 Mutinah Pitulasi RT 01 RW 06 Sekarang
23 Kusniti Pitulasi RT 01 RW 06 Sekarang
24 Dairah Pitulasi RT 01 RW 06 Sekarang
25 Warsiti Pitulasi RT 01 RW 06 Sekarang
26 Warsini Pitulasi RT 01 RW 06 Sekarang
27 Turisah Pitulasi RT 01 RW 06 Sekarang
28 Wagiyah Pitulasi RT 01 RW 06 Sekarang
29 Sawinah Pitulasi RT 01 RW 06 Sekarang
30 Rukiyah Pitulasi RT 01 RW 06 Sekarang
31 Srilestari Pitulasi RT 01 RW 06 Sekarang
32 Tasmini Pitulasi RT 01 RW 06 Sekarang
33 Manem Pitulasi RT 01 RW 06 Sekarang
34 Ugeng Pitulasi RT 02 RW 06 Sekarang
35 Supratini Pitulasi RT 02 RW 06 Sekarang
36 Siti Khotijah Pitulasi RT 02 RW 06 Sekarang
37 Emoh Pitulasi RT 02 RW 06 Sekarang
38 Saini Pitulasi RT 03 RW 06 Sekarang
39 Waliyah Pitulasi RT 03 RW 06 Sekarang
40 Rumsilah Pitulasi RT 03 RW 06 Sekarang
41 Yanti Pitulasi RT 03 RW 06 Sekarang
42 Umini Pitulasi RT 03 RW 06 Sekarang
43 Latri Pitulasi RT 03 RW 06 Sekarang
44 Bariyah Pitulasi RT 03 RW 06 Sekarang
45 Sanem Pitulasi RT 03 RW 06 Sekarang
46 Minem Pitulasi RT 03 RW 06 Sekarang
47 Turisah Pitulasi RT 03 RW 06 Sekarang
48 Watiyah Pitulasi RT 03 RW 06 Sekarang
49 Dalisah Pitulasi RT 03 RW 06 Sekarang
50 Tri Pitulasi RT 03 RW 06 Sekarang
51 Rohmah Pitulasi RT 03 RW 06 Sekarang
52 Jumini Pitulasi RT 03 RW 06 Sekarang
53 Jumiyati Gnungsari RT 03 RW 03 Sekarang
54 Rohanah Sawangan RT 02 RW 02 Sekarang
55 Nurhayati SawanganRT 02 RW O2 Sekarang
56 Wagini Gunungsari RT 01 Rw 04 Sekarang
BAB IV
HASIL PEMBENTUKAN LEMBAGA KESWADAYAAN MASYARAKAT (LKM) DAN SATUAN PELAKSANA (SATLAK) PAMSIMAS
Musyawarah untuk menyepakati pembentukan Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) dan Satuan Pelaksana (Satlak) dimulai dengan sosialisasi tatacara rapat pleno Desa / Musyawarah Desa. Butir kesepakatan sebelum diadakan pleno pembentukan LKM dan Satlak ialah :
a. Rapat pleno telah dihadiri oleh TFM, Koordinator TFM, dan Kepala Desa
b. Menunjuk dan mempercayakan TFM sebagai mediator penyusunan peraturan pembentukan LKM
c. Memberi wewenang kepada TFM dan Kepala Desa untuk memimpin Rapat Pemilihan LKM
d. Pemilihan LKM dilakukan secara terbuka dengan cara aklamasi setelah terpilih calon-calon LKM
e. Memberikan kesempatan perempuan dan orang miskin untuk mencalonkan diri dan memilih, dengan cara mengundang secara khusus untuk hadir.
f. Ada wakil orang dari rumah tangga kaya dan miskin.
g. Sudah dihadiri oleh warga yang bertempat tinggal di enam Dusun yang ada (minimal perwakilan jika tidak semua)
Melalui pemungutan suara berdasarkan suara terbanyak akhirnya terpilih ketua LKM yang akan mengemban tugas demi kesuksesan PAMSIMAS di Desa Mekarsari, bersama itu juga telah disepakati nama untuk LKM tersebut adalah “WAHYU TIRTA LESTARI” susunan pengurus LKM terlampir.
BAB V
HASIL PERUMUSAN JANGKA MENENGAH PROGRAM AIR MINUM, KESEHATAN DAN SANITASI (PJM ProAksi)
PJM ProAksi merupakan rangkuman hasil IMAS dan Rencana Target Pembangunan dan Kegiatan Air Minum, Kesehatan dan Sanitasi dalam 5 tahun ke depan.
PJM ProAksi dilakukan setelah hasil identivikasi Masalah dan analisis Situasi ( IMAS ) terhadap permasalahan layanan air minum, kesehatan dan sanitasi dengan metode MPA-PHAST. Pembahasan temuan-temuan masalah pada saat IMAS akan dibahas pada saat musyawarah pleno ditingkat desa dengan pengurus LKM, baik satuan Pelaksana ( Satlak) dan Tim Teknis, serta Tim Fasilitator Masyarakat ( TFM ).Hasil dari musyawarah analisis masalah tersebut kemudian dirumuskan dalam Rencana Pembangunan jangka Menengah Program Air Minum, Kesehatan dan sanitasi (PJM ProAksi ) untuk kurun waktu 5 tahun kedepan.
a. Maksud dan Tujuan
Tujuan dari kegiatan tersebut masyarakat diharapkan dapat memberkan masukan, saran dan ulasan terhadap perumusan hasil indentifikasi dan analisis kedalam PJM ProAksi untuk disenergikan kedalam PJM desa atau program lain baik ditingkat kecamatan maupun kabupaten, sebagai tindak lanjut rencana pelaksanaan jangka menengah dalam perumusan opsi baik pembangunan sa PJM ProAksirana air minum, bidang kesehatan maupun sanitasi.
Beberapa opsi tindak lanjut khususnya didesa Mekarsari, Kecamatan Cipari sesuai dengan opsi skala prioritas ada beberapa dusun yang belum bisa terlayani program Pamsimas karena pertimbangan dana yang tidak mencukupi. Apabila terdaoat dusun yang belum bisa terlayani oleh program karena keterbatasan dana, maka dusun tersebut yang akan menjadi sasaran program PJM- ProAksi untuk tahun berikutnya. Pendanaan Rencana PJM- ProAksi tersebut bisa dari alokasi dana desa (ADD ), khusus untuk program sanitasi disekolah bisa menggunakan dana alokasi khusus yang diperuntukkan bagi perbaiakn sanitasi sekolah, serta apabila terdapat program hibah lainnya bisa mengajukan usulan kegiatan yang sesuai dengan yang telah tertuang dalam Rencana PJM- ProAksi.
b. Proses PJM- ProAksi
Proses penetapan PJM- ProAksi melalui tahapan kegiatan. Khususnya dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kepentingan masyrakat, tentunya dalam harus mempertimbangkan azs demokratis. Artinya pengambilan keputusan diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat dengan musyawarah mufakat. Yang pat perhatian juga adalah keterwakilan masing-masing dusun. Perwakilan diambil dari masing-masing dusun baik melibatkan Pengurus RT maupun Pengurus Rw, tokoh masyarakat serta keterwakilan perempuan.
c. Usulan PJM – ProAksi
Setealam rencana lah mempertimbangkan usulan berdasarkan hasil musyawarah sebelum dituangkan dalam rencana PJM – ProAksi perlu adanya indikator penting yaitu : pertimbangan letak lokasi yang menjadi sasaran program, letak keberadaan sumber mata air, kelestarian sumber mata air, jenis tehnologi yang digunakan, dan perhitungan biaya konstruksi.
Hal ini penting karena berhubungan erat dengan dana yang ada dan anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan sarana air bersih yang menjadi usulan.
Hasil keputusan untuk desa Mekarsari adalah pembuatan penangkap mata air, reservoar, pipa transmisi, pipa distribusi ke dusun-dusun, kran umum dusun, dan pembangunan sarana sanitasi di SD Negeri Mekarsari 03. Adapun format PJM - ProAksi terlampir.
BAB VI
PROSES DAN HASIL PEMILIHAN OPSI PENYEDIAAN AIR MINUM, KESEHATAN DAN SANITASI, DAN PELATIHAN MASYARAKAT
Proses pemilihan opsi kegiatan, baik opsi penyediaan sarana air minum, kesehatan dan sanitasi maupun opsi kegiatan pelatihan masyarakat ditentukan bersama-sama oleh LKM dan masyarakat.
6.1 Opsi Penyediaan Sarana Air Minum
Dari data topografi yang ada serta aspek-aspek yang terkait potensi sumber air yang ada, maka opsi sarana air bersih yang dipilih adalah Mata air dengan sistim Grafitasi, dimana sumber air bersihnya diambil dari Mata air Kebon Selawe. Dusun/wilayah yang diprioritaskan mendapatkan pelayanan air bersih adalah Dusun Pitulasi, karena pada saat musim kemarau masyarakat Dusun Pitulasi sangat kesulitan mendapatkan air bersih.
6.2 Opsi Kesehatan dan Sanitasi
Melihat kondisi geografis dari Desa Mekarsari dan berdasarkan masukan dari masyarakat dari berbagai kelompok Kamis Laper, sarana sanitasi yang akan dipilih adalah jamban sanitair lengkap dengan septic tanknya. Sarana sanitasi ini akan dibangun di Sekolah Dasar Negeri Mekarsari 03. Diantara 3 buah Sekolah Dasar dan 1 buah MI yang ada di Desa Mekarsari, nantinya akan dianalisis sekolah dasar mana yang paling membutuhkan jamban. Proses pemilihan ini menggunakan skala prioritas berdasarkan tingkat kebutuhan untuk menentukan sekolah dasar mana yang akan mendapatkan pembangunan jamban dari program PAMSIMAS.
Selain pembangunan jamban di sekolah dasar, kegiatan kesehatan yang lain adalah penyuluhan di tingkat masyarakat dan sekolah. Penyuluhan yang akan dilaksanakan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, yang meliputi perilaku buang air besar, kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun, higyene perseorangan dan kebersihan lingkungan.
6.3 Pelatihan Masyarakat
Pelatihan yang akan dilaksanakan meliputi pelatihan teknik dan administrasi/keuangan, pelatihan kader kesehatan, dan pelatihan badan pengelola sarana (BPS).
PELAKSANAAN KEGIATAN PERENCANAAN PAMSIMAS “ WAHYU TIRTA LESTARI “ DESA MEKARSARI
No Tanggal Waktu Jenis Kegiatan Lokasi Kegiatan Jumlah Peserta
Mulai Selesai Laki-laki Perempuan Total
1 16 April 2012 09.00 10.00 Pertemuan dengan Aparat Desa Balai Desa 15 17 32
2 16 April 2012 09.30 10.30 Inventaris Data Komunitas Balai Desa 28 7 35
3 16 April 2012 10.30 15.00 Klasifikasi Kesejahteraan Balai Desa 5 17 22
4 1 Mei 2012 14.00 17.30 Pemetaan Sosial Balai Desa 34 6 40
5 1 Mei 2012 14.00 14.30 Rapid Technical Assesment Balai Desa 15 4 19
6 3 Mei 20 12 14.30 15.00 Perencanaan Transect Walks (TW) Balai Desa 12 3 15
7 6 Mei 20 12 09.00 11.00 Sejarah Pembangunan Pelayanan Balai Desa 14 4 18
8 6 Mei 2012 11.00 12.30 FGD : Pengumpulan Kontribusi in-kind & in-cash Balai Desa 25 9 34
9 12 Mei 20 12 09.00 14.00 Transect Walks Mata Air 12 4 16
10 12 Mei 2012 09.00 11.00 PenilaianTingkat Kualitas Kerja Balai Desa 10 7 17
11 13 Mei 20 12 09.00 10.00 Penilaian Pelayanan Oleh Kelompok Pengguna Balai Desa 24 7 31
12 13 Mei 2012 10.00 11.00 Pengelolaan Keuangan Balai Desa 5 2 7
13 13 Mei 20 12 11.00 12.00 Penilaian Pada Pelatihan Balai Desa 6 3 9
14 14 Mei 2012 09.00 10.00 Pertemuan Dengan Masyarakat Tidak Terlayani Balai Dusun 23 5 28
15 15 Mei 2012 10.00 12.00 FGD : Efektifitas Pengguna Sarana Air Minum Balai Desa 19 4 23
16 15 Mei 2012 13.00 15.00 FGD : Efektifitas Pengguna Sarana Sanitasi Balai Desa 23 15 38
17 15 Mei 2012 13.00 14.00 Pembagian Kerja Berdasarkan Gender dan Waktu Kerja Balai Desa 14 18 32
18 15 Mei 2012 14.00 15.00 FGD : Hak Suara dan Pilihan Dalam Pengambilan Keputusan Balai Desa 26 12 38
19 15 Mei 2012 14.00 14.45 FGD : Alur Penularan Penyakit dan Penghambatnya Balai Desa 15 8 23
20 15 Mei 2012 14.45 15.15 Pelaksanaan Pemicuan CLTS Dusun 12 11 21
21 16 Mei 2012 09.00 12.00 Pleno Pembahasan Hasil Imas Dusun 27 5 32
22 16 Mei 2012 09.00 12.00 Pleno Pembentukan LKM Dusun 34 3 37
23 27 Mei 2012 09.00 12.00 Pleno Pembahasan Hasil Penyusunan PJM ProAksi Balai Desa 34 3 37
24 28 Mei 2012 09.00 12.00 Pleno Pembahasan Hasil Pemilihan Opsi Balai Desa 25 16 41
25 30 Juni 2012 09.00 12.00 Pleno Pembahasan Hasil Penyusunan RKM Balai Desa 29 12 41
LAMPIRAN :
1. Ringkasan pelaksanaan kegiatan identifikasi masalah dan analisis situasi menggunakan MPA dan PHAST
Tanggal Waktu Jenis kegiatan Lokasi kegiatan Kelompok diskusi Jumlah peserta
Mulai Selesai Perempuan Laki-laki Total
16 April 2012
09.00 10.00 Pertemuan dg Aparat Desa
Balai Desa Perangkat Desa 15 17 32
2. Lembar catatan dan skoring MPA-PHAST
3. Peta Sosial
4. Photo-photo Dokumentasi
5. Daftar hadir seluruh kegiatan yang telah dilegalisasi oleh aparat Desa/kelurahan
6. Berita Acara Pleno I-IV : Pleno IMAS, Pleno Pembentukan LKM, Pleno PJM ProAKSI/Opsi dan Pleno RKM
7. Dokumen PJM ProAksi
Berita Acara Pertemuan Pleno Tingkat Desa
Membahas : Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi (IMAS)
Pada hari Rabu tanggal enam belas bulan Mei tahun dua ribu dua belas di Desa Mekarsari telah dilaksanakan rapat Pleno dengan topik “Pembahasan Hasil Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi”.
Pertemuan yang dihadiri oleh masyarakat Desa Mekarsari yang terdiri dari perempuan 5 orang; laki-laki 27 orang dan dipimpin oleh Koordinator LKM. Jumlah masyarakat yang hadir telah menggambarkan keterwakilan: Dusun, laki-laki, perempuan, kaya dan miskin.
Selanjutnya masyarakat telah memahami dan sepakat terhadap hasil pleno tersebut
Demikian berita acara ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya
Mengetahui,
Fasilitator Masyarakat Kepala Desa
BADRUS ZAMAN WAHYUDIYONO
Berita Acara Pertemuan Pleno Tingkat Desa
MEMBAHAS : PEMBENTUKAN LKM
Pada hari ini Rabu tanggal enam belas Mei dua ribu dua belas di Desa Mekarsari telah dilaksanakan pemilihan dan pembentukan Lembaga Keswadayaan (LKM) Masyarakat untuk mengelola program Pamsimas bersama masyarakat. Pertemuan yang dihadiri oleh masyarakat Desa Mekarsari yang terdiri dari perempuan 3 orang; laki-laki 34 orang dan dipimpin oleh Kepala Desa. Jumlah masyarakat yang hadir telah menggambarkan keterwakilan: dusun, laki-laki, perempuan, kaya dan miskin.
Susunan LKM terdiri dari dari:
Pembina Wahyudiyono
Koordinator LKM Suwito
Anggota Warman, Ahmad Sahidin, Cahyaningsih
Ketua Satuan Pelaksana PAMSIMAS (Satlak) Besus
Sekretaris Doni Darsito
Unit Pengelola Keuangan/Bendahara Hambar Heru Purnomo
Unit Kerja Teknis Air Minum dan Sanitasi Pujiono,Wagino Arjo
Unit Kerja Teknis Hygiene dan Kesehatan Sri Juwita, Kader PKK Dusun
Unit Pengaduan Masyarakat Turmono,Misrun,Tarim
Pengadaan Barang Marsito, Masdar,Nunung
Susunan keanggotaan Lembaga Keswadayaan Masyarakat telah dipilih secara demokratis dengan mempertimbangkan kesetaraan gender dan kesetaraan sosial.
Demikianlah berita acara ini diibuat untuk dapat digunakan seperlunya
Mengetahui,
Fasilitator Masyarakat Kepala Desa
BADRUS ZAMAN WAHYUDIYONO
Berita Acara Pertemuan Pleno Tingkat Desa
Membahas : PJM- ProAKSI
Pada hari Minggu tanggal dua puluh tujuh bulan Mei tahun dua ribu dua belas di Desa Mekarsari telah dilaksanakan rapat yang dihadiri oleh masyarakat Desa Mekarsari yang terdiri dari perempuan 3 orang; laki-laki 34 orang dan dipimpin oleh Koordinator LKM menyepakati rencana Pembangunan Jangka Menengah Program Air Minum, Kesehatan dan Sanitasi (PJM- ProAKSI) untuk kurun waktu 5 tahun ke depan adalah sebagai berikut ; ( terlampir )
Mengetahui,
Fasilitator Masyarakat Ketua LKM
BADRUS ZAMAN SUWITO
Berita Acara Pertemuan Pleno Tingkat Desa
MEMBAHAS : PEMILIHAN OPSI TEKNIS, PELATIHAN DAN KESEHATAN
Pada hari Senin tanggal dua puluh delapan bulan Mei tahun dua ribu dua belas di Desa Mekarsari telah dilaksanakan rapat yang dihadiri oleh masyarakat Desa Mekarsari yang terdiri dari perempuan 16 orang; laki-laki 25 orang dan dipimpin oleh Koordinator LKM menyepakati bahwa opsi yang dipilih untuk:
1. Pembangunan sarana air minum sistem Gravitasi dan sarana Sanitasi adalah Jamban Sekolah yang akan dilaksanakan secara : Swadaya
Sarana akan dibangun oleh masyarakat dan direncanakan akan mencakup penduduk yang tinggal di Dusun: Pitulasi dan Dusun Gunungsari.
2. Peningkatan Kesehatan Masyarakat melalui Promosi PHS dilaksanakan melalui kegiatan Promosi Kesehatan dan CLTS
3. Pelatihan Masyarakat dalam pengelolaan kegiatan dilaksanakan melalui kegiatan pelatihan Teknik, pelatihan Administrasi dan pelatihan Badan Pengelola Sarana. Dengan jumlah peserta keseluruhan 7 orang. Yang terdiri dari jumlah peserta laki-laki 5 orang dan peserta perempuan 12 orang
Demikian Berita Acara ini dibuat untuk digunakan seperlunya.
Mengetahui,
Fasilitator Masyarakat Ketua LKM
BADRUS ZAMAN SUWITO
Berita Acara Pertemuan Pleno Tingkat Desa
Membahas : Rencana Kerja Masyarakat (RKM)
Pada hari Sabtu tanggal tiga puluh bulan Juni tahun dua ribu dua belas di Desa Mekarsari telah dilaksanakan rapat yang dihadiri oleh masyarakat Desa Mekarsari yang terdiri dari perempuan 12 orang; laki-laki 29 orang dan dipimpin oleh Koordinator LKM Menyepakati Rencana Kerja Masyarakat (RKM) yang akan diajukan dengan jenis kegiatan dan jumlah dana adalah sebagai berikut :
Total Pembiayaan RKM ( terlampir )
Mengetahui,
Fasilitator Masyarakat Ketua LKM
1.1 LATAR BELAKANG
Pada umumnya penduduk perdesaan dan pinggiran kota di Indonesia mempunyai kualitas hidup yang rendah, baik dari segi ekonomi maupun pendidikan hal ini akan berpengaruh pada derajat kesehatan yang rendah, sehingga umumnya mereka adalah kelompok yang paling rentan terhadap serangan penyakit. Rendahnya derajat kesehatan selain dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan pendidikan juga disebabkan akan rendahnya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat.
Salah satu cara untuk menimbulkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk meningkatkan derajad kesehatan yang optimal adalah melalui pembelajaran langsung kepada masyarakat dengan menggunakan metode MPA (Methodology Participatory Assessment) yaitu suatu metodologi yang memungkinkan untuk menilai bersama-sama dengan melibatkan perempuan dan laki-laki secara seimbang dimasyarakat. Sehingga menjamin kesinambungan dalam pemanfaatan dan pengembangan sarana air minum dan sanitasi di masyarakat.
Proses Kegiatan Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi
Sebagai upaya untuk meningkatkan proses perencanaan yang tanggap terhadap kebutuhan, program PAMSIMAS menekankan pendekatannya pada partisipasi masyarakat dengan menggunakan Methodology for Participatory Assessments ( MPA ) and Participatory Hygiene and Sanitation Transformation (PHAST). MPA mempunyai fokus pada penilaian kebutuhan terhadap sarana air bersih dan sanitasi, sedangkan PHAST mempunyai fokus pada perubahan perilaku hidup bersih dan sehat ditingkat rumah tangga dan masyarakat sekolah.
Metode MPA – PHAST melibatkan seluruh lapisan masyarakat (kaya, miskin, laki-laki, perempuan) sehingga tidak terjadi bias gender dan keadilan. Kelompok miskin dan perempuan yang biasanya merupakan kelompok terabaikan, menjadi bagian yang sangat penting dalam program PAMSIMAS ini. Dengan demikian diharapkan program yang dilaksanakan dapat menyentuh kebutuhan sebenarnya, secara khusus diharapkan agar sarana air bersih dan sanitasi yang dibangun bersama masyarakat dapat berkesinambungan, dimana setiap orang merasa memiliki, menjaga, dan mengelola sarana tersebut bersama-sama.
Setelah proses pengambilan data awal dengan metode MPA-PHAST selasai, maka dilaksanakan pleno MPA-PHAST yang bertujuan agar seluruh masyarakat tahu tentang keadaan dan masalah yang ada didesanya. Dari hasil identifikasi masalah maka lahirlah pilihan masyarakat tentang kegiatan yang akan dilakukan di Desa yang kemudian dilanjukan dengan penyusunan PJM ProAksi (Perencanaan Jangka Menengah Program Penyediaan Air Minum, Kesehatan dan Sanitasi). Setelah itu baru penentuan opsi dan penyusunan Rencana Kerja Masyarakat. Adapun penentuan Opsi masyarakat adalah sebagai berikut : Penigkatan Kapasitas dan kelembagaan masyarakat, pembangunan sarana air bersih dan sanitasi, Program PHBS di masyarakat dan Sekolah
Dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan, program ini sepenuhnya dikelola oleh masyarakat yang diwakili oleh Lembaga Keswadayaan Masyarat (LKM) yang dipilih melalui musyawarah dengan mempertimbangkan kesetaraan gender dan kaya, miskin. Setelah LKM terbentuk, untuk menguatkan LKM sebagai lembaga lokal yang berbadan hukum maka di dibuatkan Akta Notaris.
1.2 TUJUAN
Penggunaan tools MPA secara strategis bermanfaat untuk meningkatkan proses perencanaan yang tanggap kebutuhan terhadap sarana air bersih dan sanitasi, sedangkan penggunaan tools PHAST untuk memfokuskan pada perubahan perilaku hidup bersih dan sehat di tingkat rumah tangga dan masyarakat. Tahapan penggunaan tools MPA-PHAST sebelum proses penyusunan Rencana Kerja Masyarakat di Desa Mekarsari dapat dilihat pada lampiran.
Sedangkan secara umum tujuan proses rencana kerja masyarakat pada Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) adalah untuk membantu masyarakat mengembangkan pengelolaan dalam pelayanan sarana air dan sanitasi yang sinambung dan digunakan secara efektif oleh masyarakat sendiri. Ada lima faktor untuk kesinambungan yaitu: teknis, sosial, kelembagaan, keuangan dan kelestarian lingkungan.
1.3 PROFIL DESA
Dari hasil pelaksanaan MPA/PHAST dan data Desa yang diperoleh dari monografi desa dapat diperoleh gambaran umum Desa Mekarsari Kecamatan Cipari Kabupaten Cilacap sebagai berikut :
1.3.1 Letak Geografis
a. Letak Wilayah
Letak Desa Mekarsari mempunyai batas-batas Desa :
1) Sebelah Utara : Desa Pahonjean/Desa Mulyasari
2) Sebelah Selatan : Desa Mulyadadi
3) Sebelah Timur : Desa Pegadingan/Desa Sidasari
4) Sebelah Barat : Desa Cisuru
b. Kondisi alam
Desa Mekarsari merupakan daerah dataran tinggi dengan kondisi tanah cukup subur.
c. Luas wilayah
Sesuai dengan tata guna tanah lahan,Desa Mekarsari memiliki luas 855.170 ha, terdiri dari :
1) Tanah Sawah : 165,6 Ha
2) Tanah Pekarangan : 85,4 Ha
3) Tanah Tegalan : 7,4 Ha
4) Tanah Kehutanan : 597 Ha
5) Tanah Lain - lain : 3,05 Ha
d. Iklim dan curah hujan:
1) Iklim : Tropis
2) Curah hujan : 28 - 350 mm
e. Ketinggian : ± 17 meter diatas permukaan air Laut.
Jarak dan akses keluar Desa
1) Jarak Desa dengan ibu kota Kecamatan 7 Km.
2) Jarak Desa dengan kota Cilacap 71 Km.
3) Kondisi sarana jalan dan jarak terdekat mendapatkan material :
Kondisi jalan yang menghubungkan Desa dengan kota Kecamatan adalah jalan beraspal dan kondisi jalan rusak, yang menghubungkan kota Kecamatan dengan kota Cilacap merupakan jalan beraspal. Jarak terdekat untuk mendapatkan material / peralatan sejauh 7 km yaitu di ibu kota Kecamatan Cipari
1.3.2 Gambaran Umum Desa Mekarsari
Desa Mekarsari merupakan bagian dari Kecamatan Cipari yang terdiri atas 6.864 jiwa dengan KK sebanyak 1.665 dengan wilayah administrasi terdiri dari 3 Dusun, yang terbagi dalam 6 RW dan 30 RT, yaitu :
1) Dusun Sawangan 13 RT : 786 KK
2) Dusun Gunungsari10 Rt : 534 KK
3) Dusun Pitulasi 7 RT : 214 KK
1. DUSUN SAWANGAN RW I / RW II
Dusun Sawangan didominasi oleh penduduk sedang,dengan jumlah rincian tiap RT sebagai berikut :
RW RT JUMLAH KK KRITERIA
KAYA MISKIN SEDANG
I 1 73 19 18 36
2 59 11 19 28
3 60 10 24 26
4 63 10 16 37
5 54 15 28 11
6 48 10 20 18
7 46 7 21 20
JUMLAH 404 82 146 176
II 1 48 8 24 16
2 65 14 27 24
3 73 10 42 21
4 59 11 27 21
5 65 7 37 21
6 72 9 34 29
JUMLAH 382 59 191 132
Masyarakat Dusun Sawangan di dominasi oleh penduduk sedang yang sebagian besar bekerja sebagai petani,.sebagian besar masyarakat di Dusun Sawangan ini masih belum menyadari pentingnya PHBS hal ini terlihat dari jumlah penduduk yang sebagian besar belum memiliki sarana sanitasi yang baik,sedangkan masyarakat Dusun Sawangan yang belum memiliki jamban buang air besar kebanyakan di kali.
2. DUSUN GUNUNGSARI RW III DAN IV
Dusun Gunungsari didominasi oleh penduduk dengan kondisi ekonomi menengah. Dengan jumlah rincian tiap RT sebagai berikut :
2.1 RW III DAN RW IV
RW RT JUMLAH KK KRITERIA
KAYA MISKIN SEDANG
III 1 52 2 36 14
2 56 4 32 20
3 59 7 21 31
4 57 4 31 22
5 16 10 6
JUMLAH 240 17 140 83
IV 1 35 1 16 18
2 48 3 24 19
3 46 5 21 21
4 57 9 26 23
5 108 10 47 51
JUMLAH 294 28 134 132
Infrastruktur di Dusun Gunungsari masih banyak dijumpai adanya jalan yang masih berupa tanah dan makadam. Sebagian besar warga Dusun Gunungsari bermata pencaharian sebagai karyawan perkebunan. Sebagian besar masyarakat Dusun Gunungsari belum menyadari tentang adanya pola hidup bersih dan sehat. Hal ini terbukti dengan jumlah jamban pada setiap rumah tangga masih kecil dan didukung pula oleh data kepemilikan jamban, sedangkan masyarakat Dusun Gunungsari yang belum memiliki jamban buang air besar kebanyakan diluar.
3. DUSUN PITULASI RW IV DAN RW V
Dusun Pitulasi didominasi oleh penduduk dengan kondisi ekonomi menengah. Dengan jumlah rincian tiap RT sebagai berikut :
RW RT JUMLAH KK KRITERIA
KAYA MISKIN SEDANG
V 1 32 0 8 24
2 63 0 41 22
3 86 5 37 44
4 28 0 7 21
JUMLAH 209 5 93 111
VI 1 43 3 15 25
2 39 4 12 23
3 54 8 17 29
JUMLAH 136 15 44 77
Dusun Pitulasi merupakan Dusun yang akan mendapatkan air bersih dan keadaan masyarakatnya masih sama dengan bagian wilayah Desa Mekarsari yang lain. Hal ini terlihat dari jumlah kepemilikan jamban yang sebagian besar hanya dimilki oleh keluarga kaya dan sedang saja, sedang masyarakat Dusun Pitulasi yang belum memiliki jamban buang air beser kebanyakan di kali dan kolam.
1.3.3 Perkembangan Jumlah Penduduk Desa Mekarsari
Jumlah Kepala Keluarga Penduduk Desa Mekarsari adalah 1.665 KK dengan jumlah penduduk sebesar 6.864 jiwa, terdiri atas 3.502 penduduk laki-laki dan 3.362 penduduk perempuan. Dengan membagi jumlah laki-laki dengan jumlah perempuan dikalikan 100% maka Sex Ratio Penduduk Desa Mekarsari adalah 51%.
1.3.4 Kondisi tanah dan potensi air
Desa Mekarsari mempunyai tekstur tanah yang kering dan gersang, merupakan daerah yang berbukit. Desa Mekarsari mempunyai beberapa buah mata air,sebagian memiliki debit air yang kecil dan mengering saat musim kemarau namun ada mata air yang lain memiliki debit air yang cukup namun letaknya cukup jauh dari pemukiman penduduk.
1.3.5 Tingkat Pendidikan
Rata-rata tingkat pendidikan penduduk Desa Mekarsari sebagian besar tamatan Sekolah Dasar, dan hanya sebagian kecil yang mengenyam pendidikan sampai ke perguruan tinggi, data mengenai pendidikan ini dapat dilihat dalam fieldbook tabel CD 4. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan masyarakat desa Mekarsari adalah karena faktor ekonomi keluarga yang sedang, hal itu didukung juga dengan jarak tempuh sekolah lanjutan dari desa yang relatif jauh sehingga dibutuhkan biaya tambahan untuk transportasi. Dari kondisi ini dapat disimpulkan bahwa hanya golongan keluarga mampu yang bisa membiayai anak-anaknya untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi
1.3.6 Kondisi Sosial Ekonomi
Desa Mekarsari yang mempunyai 6.864 jiwa, mayoritas bekerja sebagai Petani, dan buruh tani. Lebih dari 2/3 masyarakat desa tersebut tingkat pendidikannya relatif rendah, secara tidak langsung juga mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat yang mana dari segi pola makan umumnya mereka hanya bisa makan atau mengkonsumsi nasi tiga kali dengan lauk seadanya.
BAB II
HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS SITUASI
2.1 Data dan Informasi Masyarakat
2.1.1 Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga berdasarkan Klasifikasi Kesejahteraan
Dusun Jumlah Penduduk
(jiwa) Tingkat Kesejahteraan
(jumlah rumah/KK)
L P Jumlah Kaya Sedang Miskin Jumlah
Sawangan 1.824 1.753 3.577 141 308 337 786
Gunungsari 1.021 1.018 2.039 45 274 215 534
Pitulasi 657 591 1.248 20 137 188 345
Total 3.502 3.368 6.864 206 719 740 1.665
Prosentase (%) 12,30 43,24 44,46 100
2.1.2 Jumlah Penduduk dan Akses Awal Terhadap Sarana Air Minum dan Sanitasi
Dusun Jumlah Rumah tangga yang mempunyai akses awal
Penduduk
(jiwa) Rumah Tangga (rumah/kk) Sarana air minum
(rumah/kk) Sarana sanitasi
(rumah/kk)
Sawangan 427 144 79 2
Gunungsari 284 106 68 0
Pitulasi 167 55 35 0
Total 2.349 800 412 5
Prosentase (%) 51,5 0,63
2.1.3. Fasilitas Kesehatan yang Terdapat di Wilayah Desa Mekarsari
Fasilitas kesehatan Jumlah Lokasi
Puskesmas 0 -
Puskesmas pembantu 1 -
Pos Bersalin 0 -
Posyandu 4 Masing-masing dusun
Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) 1 Dusun Pitulasi
2.1.4. Fasilitas Pendidikan yang Terdapat di Wilayah Desa Mekarsari
2.1.4.1 SDN Mekarsari 01
Nama Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Sarana Sanitasi Jumlah Sarana Air Minum
L P Jumlah Jamban Tempat Cuci Tangan Tempat Sampah
Jumlah 44 26 70 1 - 7 0
2.1.4.2 SDN Mekarsari 02
Nama Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Sarana Sanitasi Jumlah Sarana Air Minum
L P Jumlah Jamban Tempat Cuci Tangan Tempat Sampah
Jumlah 71 54 125 1 2 2 1
2.1.4.3 SDN Mekarsari 03
Nama Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Sarana Sanitasi Jumlah Sarana Air Minum
L P Jumlah Jamban Tempat Cuci Tangan Tempat Sampah
Jumlah 64 46 110 4 2 2 1
2.1.4.4 MI Sawangan Mekarsari
Nama Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Sarana Sanitasi Jumlah Sarana Air Minum
L P Jumlah Jamban Tempat Cuci Tangan Tempat Sampah
Jumlah 38 50 88 1 1 2 1
a. Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi
Dari hasil identifikasi masalah dan analisis situasi di Desa Mekarsari banyak hal-hal yang ditemukan, terutama masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan yang masih kurang mendapat pelayanan dari pemerintah dan masih ditemukannya perilaku masyarakat kurang sehat antara lain :
a. Masih banyak warga yang buang air besar di tempat terbuka.
b. Kebiasaan buruk setelah melakukan pekerjaan yang mengakibatkan tangan kotor mereka tidak mencuci tangan dengan air mengalir dan tidak terbiasa mencuci tangan mereka dengan sabun.
c. Saluran drainase yang tidak terawat sehingga sanitasi lingkungan kurang sehat
Beberapa masyarakat menyadari masalah tersebut, tetapi masih belum dapat menemukan cara merubah kebiasaan/perilaku buruk diatas agar menjadi lebih baik. Kesulitan yang dihadapi masyarakat untuk merubah atau meningkatkan derajat kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut :
a. Keadaan ekonomi masyarakat masih tergolong miskin, dengan pendapatan sangat rendah
b. Masih minimnya sarana penyehatan lingkungan
c. Mereka disibukkan dengan urusan mencari nafkah sehingga masalah kesehatan terabaikan
d. Belum memahami cara menjaga kesehatan badan
e. Tingkat pendidikan yang masih rendah
2.2.1 Kondisi Sarana Air Bersih dan Cakupannya
Sarana air bersih yang ada di Desa Mekarsari terdiri dari berbagai macam jenis yang masing-masing tesebar di berbagai wilayah RW. Sarana-sarana air bersih tersebut antara lain :
a. Mata air
Mata air ada beberapa buah namun debitnya kecil dan pada musim kemarau menjadi kering.
Secara fisik kualitas air di Desa Mekarsari masih layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat, hal ini dapat dilihat dari warnanya yang jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Masyarakat Desa Mekarsari memiliki akses cukup terhadap sarana air bersih. Dusun yang belum tercukupi untuk air bersih yaitu Dusun Pitulasi Dan Dusun Gunungsari.
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa masyarakat yang memiliki akses cukup terhadap sarana air bersih sebesar 879 Kepala Keluarga dari 1.665 KK atau sebesar 76,7 %. Sedangkan untuk akses rendah sebesar 388 Kepala Keluarga atau sebesar 23,3%. Hal ini menunjukan bahwa kesadaran masyarakat untuk menggunakan/mengakses air bersih cukup bagus karena lebih dari ½ dari semua lapisan masyarakat telah menggunakan air bersih sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti minum, memasak, mandi dan cuci.
2.2.2 Kondisi Sarana Sanitasi dan Cakupannya
Akses masyarakat Desa Mekarsari terhadap sarana sanitasi masih kurang bagus. Hal ini bisa kita lihat bahwa hanya kurang dari separuh masyarakatnya yang sudah memiliki jamban yaitu sebanyak 49 KK dari jumlah penduduk 1.665 KK telah memiliki sarana sanitasi. Berarti sebesar 2,94 % keluarga dapat mengakses sarana sanitasi dengan mudah.Berdasarkan hasil transect walk yang telah dilakukan di Desa Mekarsari, dapat kami gambarkan bahwa setengah lebih masyarakat Desa Mekarsari memiliki Perilaku Buang Air Besar (BAB) sembarangan terutama masyarakat di Dusun Pitulasi dan dusun-dusun yang lainya. Pada umumnya mereka menggunakan diluar sebagai sarana Buang Air Besar. Hal ini didukung dengan data kepemilikan Jamban yang menyatakan bahwa hanya sebagian kecil masyarakat Dusun Pitulasi yang memiliki sarana sanitasi. Dibandingkan dengan Dusun yang lain, Dusun inilah yang paling sedikit memiliki sarana sanitasi (jamban) dan paling sering mengalami kekurangan air pada saat musim kemarau tiba.
Masyarakat yang perlu mendapatkan intervensi berupa peningkatan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan CLTS (Community Led Total Sanitation) yaitu masyarakat RW V dan RW VI Dusun Pitulasi dan dusun-dusun yang lain karena kesadaran masyarakatnya untuk hidup bersih dan sehat masih rendah.
2.2.3 Perubahan Perilaku Yang Berhubungan Dengan Kesehatan
Perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat Desa Mekarsari dapat dikatakan masih kurang. Perilaku buang air besar sebagian besar masyarakatnya masih dilakukan di kolam dan kolam, namun demikian ada beberapa warga masyarakat yang sudah memilki sarana sanitasi sendiri baik berupa jamban yang sanitair tetapi masih banyak penduduk yang memilki jamban yang tidak di lengkapi dengan septic tank.
Perilaku yang masih kurang baik adalah belum adanya kebiasaan dari masyarakat untuk mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar, sebelum makan, dan setelah beraktivitas. Hal ini diakui oleh warga masyarakat dan anak-anak SD pada saat FGD contamination route. Biasanya setelah buang air besar mereka mencuci tangan tanpa sabun dan makan tanpa cuci tangan terlebih dahulu. Khusus untuk anak-anak SD ternyata masih banyak anak yang mempunyai kuku panjang dan hitam, hal ini berarti mereka belum mempunyai perilaku hidup bersih dan sehat sehingga memungkinkan terjadinya penyakit diare.
Dalam rangka untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat dan khususnya untuk menghindari terjadinya penyakit diare di Desa Mekarsari maka perilaku yang tidak sehat seperti yang disebutkan diatas harus dirubah. Perlu peningkatan kesadaran masyarakat mengenai perilaku buang air besar yang sehat. Perilaku buang air besar di kolam harus dirubah menjadi buang air besar di jamban, membiasakan masyarakat untuk mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar, setelah beraktivitas maupun sebelum makan. Hal ini bisa dilakukan dengan mengadakan pelatihan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat dengan sasaran masyarakat umum dan anak-anak SD yang bekerja sama dengan pihak terkait, seperti Dinas Kesehatan, bidan Desa maupun Puskesmas. Anak-anak SD harus dibiasakan untuk mencuci tangan dengan sabun, caranya dengan dibangunnya sarana cuci tangan (wastefel) di Sekolah Dasar dan biasakan untuk memotong kuku untuk menghindari terjadinya penyakit.
2.2.4 Kapasitas Masyarakat
Kelompok masyarakat Desa Mekarsari terbagi dalam tiga kepala Dusun yaitu kepala Dusun Sawangan,Gunungsari dan Pitulasi. Dimana wilayah setiap Dusun tingkat kesejahteraannya antara kaya, menegah dan miskin sebagian besar didominasi oleh golongan menengah dan miskin. Partisipasi masyarakat Desa Mekarsari terhadap program PAMSIMAS sangat antusias. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan masyarakatnya baik dari golongan muda-mudi, tokoh agama dan tokoh masyarakat. Kerjasama antara BPD sebagai partner pemerintahan Desa sangat kondusif, dengan ditandai oleh lajunya pembangunan Desa yang semakin meningkat.
Dengan adanya program PAMSIMAS, masyarakat Desa Mekarsari sangat menerima program yang memfokuskan tentang sarana air bersih dan sanitasi yang nantinya dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari harapan kaum perempuan untuk memudahkan mereka dalam mengakses air bersih untuk keperluan sehari-hari.
MASALAH KELOMPOK MASYARAKAT YANG MENGHADAPI MASALAH LOKASI TERJADI MASALAH FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA MASALAH UPAYA YANG INGIN MASYARAKAT LAKUKAN UNTUK PENINGKATAN POTENSI MASYARAKAT UNTUK UPAYA PERBAIKAN/ PENINGKATAN
a. Air Minum
Sumber mata air yang telah dimanfaatkan dimusim kemarau debitnya kurang
b. Sanitasi
Masih banyak masyarakat yang belum memiliki jamban sehingga masih banyak yang buang air besar di sembarang tempat atau di kolam,kolam
c. Perilaku Kesehatan
- Masyarakat tidak mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar dan sebelum&sesudah makan
- Sampah masih dibuang sembarangan
d. Kapasitas masyarakat
Pengetahuan dan ketrampilan masyarakat terkait dengan kesehatan, pengelolaan dan pemeliharaan sarana air bersih dan sanitasi serta keuangan masih rendah
Kelompok masyarakat miskin baik laki-laki maupun perempuan
Kelompok masyarakat menengah dan miskin baik laki-laki maupun perempuan, tua dan muda
Hampir sebagian besar masyarakat Desa Mekarsari baik laki-laki-perempuan, tua muda, miskin dan menengah
Sebagian besar masyarakat di Desa Mekarsari baik kelompok laki-laki, perempuan, orang tua, miskin
Dusun Pitulasi
Dusun Pitulasi dan Dusun-dusun yang lain
Semua Dusun
Desa Mekarsari
Pada musim kemarau debit air berkurang
Sarana jamban yang belum memadai,
Lokasi Dusun yang dekat dengan kolam,
Kesadaran masyarakat tentang kesehatan masih rendah
Kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat masih rendah
Sumber daya manusia yang makih rendah
Memanfaatkan mata air yang ada di desa Mekarsari dengan sistem perpipaan
Pelaksanaan CLTS untuk memicu kesadaran masyarakat agar masyarakat membuat jamban atas biaya sendiri dan tidak BAB di sembarang tempat lagi
Mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku hidup bersih dan sehat dengan diadakannya penyuluhan tentang pentingnya mencuci tangan dengan sabun setelah BAB, sebelum dan sesudah makan serta membuat tempat sampah akhir.
Pelatihan untuk peningkatan kapasitas masyarakat seperti pelatihan kader kesehatan, teknin, administrasi dan keuangan serta pelatihan untuk badan pengelola sarana.
Swadaya tenaga dalam pelaksanaan pembangunan sarana
Sumber daya manusia
Sumber daya manusia
Sumber daya manusia
BAB III
PROSES PEMICUAN PERUBAHAN PERILAKU BUANG AIR BESAR (CLTS) DUSUN PITULASI DESA MEKARSARI
Dalam rangka mningkatkan perilaku bersih dan sehat masyarakat terutama mengenai perialku BAB maka perlu dilakukan kegiatan pemicuan CLTS. Pemicuan ini dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk merubah perilaku BAB di sembarang tempat menjadi BAB di jamban secara mandiri. Kegiatan pemicuan CLTS di Desa Mekarsari Kecamatan Cipari dilaksanakan di Dusun Pitulasi pada :
Hari/tanggal : Selasa, 15 Mei 2012
Tempat : SDN Mekarsari 03
Waktu : Pukul 14.45 s/d 15.15 WIB
Peserta : Laki-laki = 18 orang
Perempuan = 13 orang
Proses pelaksanaan CLTS sebagai berikut :
1. Pembukaan dan sambutan oleh Kepala Desa Mekarsari, bahwa acara merupakan rangkaian kegiatan dari program PAMSIMAS
2. Sambutan dari sanitarian Puskesmas Cipari bahwa masyarakat menjaga kebersihan lingkungan untuk meningkatkan derajat kesehatan mereka sendiri.
3. Perkenalan tim fasilitator bahwa kedatangan tim bukan untuk member bantuan dan bukan untuk memberi penyuluhan tetapi akan belajar bersama mengenai kebersihan lingkungan di Desa Mekarsari
4. Agar tidak ada kesenjangan antara peserta dan tim maka dilakukan bina suasana yang berisi permainan dan nyanyian tentang kebiasaan buang air besar warga.
5. Pemetaan wilayah Dusun Pitulasi oleh peserta, kemudian peserta menunjukkan tempat-tempat yang biasa digunakan untuk buang air besar yaitu di kolam
6. Transect walk ke tempat buang air besar sembarangan yang ditunjukkan oleh peserta yaitu di kolam dan ditemukan kotoran manusia. Kemudian dilakukan simulasi air yang terkontaminasi oleh tinja.
7. Setelah dilakukan simulasi, peserta diminta melakukan FGD tentang perjalanan penyakit diare mulai dari tinja sampai ke mulut.
8. Setelah dilakukan pemicuan tentang hal-hal yang membuat malu dan takut sakit, maka dibuatlah RKTL (Rencana Kerja Tindak Lanjut) untuk masyarakat yang mau merubah perilakunya, yang semula buang air besar di kolam menjadi buang air besar di jamban.
9. Disepakati bersama bahwa yang akan melakukan monitoring RKTL adalah Up Kesehatan dan kader kesehatan.
No Nama Alamat Kapan mau berubah
1 Sri Nurul Hikmah Pitulasi RT02 RW 05 Sekarang
2 Parinah Pitulasi RT02 RW 05 Sekarang
3 Wagiyanti Pitulasi RT02 RW 05 Sekarang
4 Wagini Pitulasi RT 02 RW 05 Sekarang
5 Martinah Pitulasi RT 02 RW 05 Sekarang
6 Rusmini Pitulasi RT 02 RW 05 Sekarang
7 Waginem Pitulasi RT 02 RW 05 Sekarang
8 Carti Pitulasi RT 02 RW 05 Sekarang
9 Sutiyem Pitulasi RT 02 RW 05 Sekarang
10 Painah Pitulasi RT 02 RW 05 Sekarang
11 Puji Putilasi RT 03 RW 05 Sekarang
12 Karsitem Pitulasi RT 03 RW 05 Sekarang
13 Admini Pitulasi RT 03 RW 05 Sekarang
14 Rukmini Pitulasi RT 03 RW 05 Sekarang
15 Daryati Pitulasi RT 03 RW 05 Sekarang
16 Nurhayati Pitulasi RT 03 RW 05 Sekarang
17 Dasmini Pitulasi RT 03 RW 05 Sekarang
18 Tukiyem Pitulasi RT 03 RW 05 Sekarang
19 Fatmah Pitulasi RT 03 RW 05 Sekarang
20 Sutriati Pitulasi RT 03 RW 05 Sekarang
21 Darisem Pitulasi RT 03 RW 05 Sekarang
22 Mutinah Pitulasi RT 01 RW 06 Sekarang
23 Kusniti Pitulasi RT 01 RW 06 Sekarang
24 Dairah Pitulasi RT 01 RW 06 Sekarang
25 Warsiti Pitulasi RT 01 RW 06 Sekarang
26 Warsini Pitulasi RT 01 RW 06 Sekarang
27 Turisah Pitulasi RT 01 RW 06 Sekarang
28 Wagiyah Pitulasi RT 01 RW 06 Sekarang
29 Sawinah Pitulasi RT 01 RW 06 Sekarang
30 Rukiyah Pitulasi RT 01 RW 06 Sekarang
31 Srilestari Pitulasi RT 01 RW 06 Sekarang
32 Tasmini Pitulasi RT 01 RW 06 Sekarang
33 Manem Pitulasi RT 01 RW 06 Sekarang
34 Ugeng Pitulasi RT 02 RW 06 Sekarang
35 Supratini Pitulasi RT 02 RW 06 Sekarang
36 Siti Khotijah Pitulasi RT 02 RW 06 Sekarang
37 Emoh Pitulasi RT 02 RW 06 Sekarang
38 Saini Pitulasi RT 03 RW 06 Sekarang
39 Waliyah Pitulasi RT 03 RW 06 Sekarang
40 Rumsilah Pitulasi RT 03 RW 06 Sekarang
41 Yanti Pitulasi RT 03 RW 06 Sekarang
42 Umini Pitulasi RT 03 RW 06 Sekarang
43 Latri Pitulasi RT 03 RW 06 Sekarang
44 Bariyah Pitulasi RT 03 RW 06 Sekarang
45 Sanem Pitulasi RT 03 RW 06 Sekarang
46 Minem Pitulasi RT 03 RW 06 Sekarang
47 Turisah Pitulasi RT 03 RW 06 Sekarang
48 Watiyah Pitulasi RT 03 RW 06 Sekarang
49 Dalisah Pitulasi RT 03 RW 06 Sekarang
50 Tri Pitulasi RT 03 RW 06 Sekarang
51 Rohmah Pitulasi RT 03 RW 06 Sekarang
52 Jumini Pitulasi RT 03 RW 06 Sekarang
53 Jumiyati Gnungsari RT 03 RW 03 Sekarang
54 Rohanah Sawangan RT 02 RW 02 Sekarang
55 Nurhayati SawanganRT 02 RW O2 Sekarang
56 Wagini Gunungsari RT 01 Rw 04 Sekarang
BAB IV
HASIL PEMBENTUKAN LEMBAGA KESWADAYAAN MASYARAKAT (LKM) DAN SATUAN PELAKSANA (SATLAK) PAMSIMAS
Musyawarah untuk menyepakati pembentukan Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) dan Satuan Pelaksana (Satlak) dimulai dengan sosialisasi tatacara rapat pleno Desa / Musyawarah Desa. Butir kesepakatan sebelum diadakan pleno pembentukan LKM dan Satlak ialah :
a. Rapat pleno telah dihadiri oleh TFM, Koordinator TFM, dan Kepala Desa
b. Menunjuk dan mempercayakan TFM sebagai mediator penyusunan peraturan pembentukan LKM
c. Memberi wewenang kepada TFM dan Kepala Desa untuk memimpin Rapat Pemilihan LKM
d. Pemilihan LKM dilakukan secara terbuka dengan cara aklamasi setelah terpilih calon-calon LKM
e. Memberikan kesempatan perempuan dan orang miskin untuk mencalonkan diri dan memilih, dengan cara mengundang secara khusus untuk hadir.
f. Ada wakil orang dari rumah tangga kaya dan miskin.
g. Sudah dihadiri oleh warga yang bertempat tinggal di enam Dusun yang ada (minimal perwakilan jika tidak semua)
Melalui pemungutan suara berdasarkan suara terbanyak akhirnya terpilih ketua LKM yang akan mengemban tugas demi kesuksesan PAMSIMAS di Desa Mekarsari, bersama itu juga telah disepakati nama untuk LKM tersebut adalah “WAHYU TIRTA LESTARI” susunan pengurus LKM terlampir.
BAB V
HASIL PERUMUSAN JANGKA MENENGAH PROGRAM AIR MINUM, KESEHATAN DAN SANITASI (PJM ProAksi)
PJM ProAksi merupakan rangkuman hasil IMAS dan Rencana Target Pembangunan dan Kegiatan Air Minum, Kesehatan dan Sanitasi dalam 5 tahun ke depan.
PJM ProAksi dilakukan setelah hasil identivikasi Masalah dan analisis Situasi ( IMAS ) terhadap permasalahan layanan air minum, kesehatan dan sanitasi dengan metode MPA-PHAST. Pembahasan temuan-temuan masalah pada saat IMAS akan dibahas pada saat musyawarah pleno ditingkat desa dengan pengurus LKM, baik satuan Pelaksana ( Satlak) dan Tim Teknis, serta Tim Fasilitator Masyarakat ( TFM ).Hasil dari musyawarah analisis masalah tersebut kemudian dirumuskan dalam Rencana Pembangunan jangka Menengah Program Air Minum, Kesehatan dan sanitasi (PJM ProAksi ) untuk kurun waktu 5 tahun kedepan.
a. Maksud dan Tujuan
Tujuan dari kegiatan tersebut masyarakat diharapkan dapat memberkan masukan, saran dan ulasan terhadap perumusan hasil indentifikasi dan analisis kedalam PJM ProAksi untuk disenergikan kedalam PJM desa atau program lain baik ditingkat kecamatan maupun kabupaten, sebagai tindak lanjut rencana pelaksanaan jangka menengah dalam perumusan opsi baik pembangunan sa PJM ProAksirana air minum, bidang kesehatan maupun sanitasi.
Beberapa opsi tindak lanjut khususnya didesa Mekarsari, Kecamatan Cipari sesuai dengan opsi skala prioritas ada beberapa dusun yang belum bisa terlayani program Pamsimas karena pertimbangan dana yang tidak mencukupi. Apabila terdaoat dusun yang belum bisa terlayani oleh program karena keterbatasan dana, maka dusun tersebut yang akan menjadi sasaran program PJM- ProAksi untuk tahun berikutnya. Pendanaan Rencana PJM- ProAksi tersebut bisa dari alokasi dana desa (ADD ), khusus untuk program sanitasi disekolah bisa menggunakan dana alokasi khusus yang diperuntukkan bagi perbaiakn sanitasi sekolah, serta apabila terdapat program hibah lainnya bisa mengajukan usulan kegiatan yang sesuai dengan yang telah tertuang dalam Rencana PJM- ProAksi.
b. Proses PJM- ProAksi
Proses penetapan PJM- ProAksi melalui tahapan kegiatan. Khususnya dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kepentingan masyrakat, tentunya dalam harus mempertimbangkan azs demokratis. Artinya pengambilan keputusan diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat dengan musyawarah mufakat. Yang pat perhatian juga adalah keterwakilan masing-masing dusun. Perwakilan diambil dari masing-masing dusun baik melibatkan Pengurus RT maupun Pengurus Rw, tokoh masyarakat serta keterwakilan perempuan.
c. Usulan PJM – ProAksi
Setealam rencana lah mempertimbangkan usulan berdasarkan hasil musyawarah sebelum dituangkan dalam rencana PJM – ProAksi perlu adanya indikator penting yaitu : pertimbangan letak lokasi yang menjadi sasaran program, letak keberadaan sumber mata air, kelestarian sumber mata air, jenis tehnologi yang digunakan, dan perhitungan biaya konstruksi.
Hal ini penting karena berhubungan erat dengan dana yang ada dan anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan sarana air bersih yang menjadi usulan.
Hasil keputusan untuk desa Mekarsari adalah pembuatan penangkap mata air, reservoar, pipa transmisi, pipa distribusi ke dusun-dusun, kran umum dusun, dan pembangunan sarana sanitasi di SD Negeri Mekarsari 03. Adapun format PJM - ProAksi terlampir.
BAB VI
PROSES DAN HASIL PEMILIHAN OPSI PENYEDIAAN AIR MINUM, KESEHATAN DAN SANITASI, DAN PELATIHAN MASYARAKAT
Proses pemilihan opsi kegiatan, baik opsi penyediaan sarana air minum, kesehatan dan sanitasi maupun opsi kegiatan pelatihan masyarakat ditentukan bersama-sama oleh LKM dan masyarakat.
6.1 Opsi Penyediaan Sarana Air Minum
Dari data topografi yang ada serta aspek-aspek yang terkait potensi sumber air yang ada, maka opsi sarana air bersih yang dipilih adalah Mata air dengan sistim Grafitasi, dimana sumber air bersihnya diambil dari Mata air Kebon Selawe. Dusun/wilayah yang diprioritaskan mendapatkan pelayanan air bersih adalah Dusun Pitulasi, karena pada saat musim kemarau masyarakat Dusun Pitulasi sangat kesulitan mendapatkan air bersih.
6.2 Opsi Kesehatan dan Sanitasi
Melihat kondisi geografis dari Desa Mekarsari dan berdasarkan masukan dari masyarakat dari berbagai kelompok Kamis Laper, sarana sanitasi yang akan dipilih adalah jamban sanitair lengkap dengan septic tanknya. Sarana sanitasi ini akan dibangun di Sekolah Dasar Negeri Mekarsari 03. Diantara 3 buah Sekolah Dasar dan 1 buah MI yang ada di Desa Mekarsari, nantinya akan dianalisis sekolah dasar mana yang paling membutuhkan jamban. Proses pemilihan ini menggunakan skala prioritas berdasarkan tingkat kebutuhan untuk menentukan sekolah dasar mana yang akan mendapatkan pembangunan jamban dari program PAMSIMAS.
Selain pembangunan jamban di sekolah dasar, kegiatan kesehatan yang lain adalah penyuluhan di tingkat masyarakat dan sekolah. Penyuluhan yang akan dilaksanakan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, yang meliputi perilaku buang air besar, kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun, higyene perseorangan dan kebersihan lingkungan.
6.3 Pelatihan Masyarakat
Pelatihan yang akan dilaksanakan meliputi pelatihan teknik dan administrasi/keuangan, pelatihan kader kesehatan, dan pelatihan badan pengelola sarana (BPS).
PELAKSANAAN KEGIATAN PERENCANAAN PAMSIMAS “ WAHYU TIRTA LESTARI “ DESA MEKARSARI
No Tanggal Waktu Jenis Kegiatan Lokasi Kegiatan Jumlah Peserta
Mulai Selesai Laki-laki Perempuan Total
1 16 April 2012 09.00 10.00 Pertemuan dengan Aparat Desa Balai Desa 15 17 32
2 16 April 2012 09.30 10.30 Inventaris Data Komunitas Balai Desa 28 7 35
3 16 April 2012 10.30 15.00 Klasifikasi Kesejahteraan Balai Desa 5 17 22
4 1 Mei 2012 14.00 17.30 Pemetaan Sosial Balai Desa 34 6 40
5 1 Mei 2012 14.00 14.30 Rapid Technical Assesment Balai Desa 15 4 19
6 3 Mei 20 12 14.30 15.00 Perencanaan Transect Walks (TW) Balai Desa 12 3 15
7 6 Mei 20 12 09.00 11.00 Sejarah Pembangunan Pelayanan Balai Desa 14 4 18
8 6 Mei 2012 11.00 12.30 FGD : Pengumpulan Kontribusi in-kind & in-cash Balai Desa 25 9 34
9 12 Mei 20 12 09.00 14.00 Transect Walks Mata Air 12 4 16
10 12 Mei 2012 09.00 11.00 PenilaianTingkat Kualitas Kerja Balai Desa 10 7 17
11 13 Mei 20 12 09.00 10.00 Penilaian Pelayanan Oleh Kelompok Pengguna Balai Desa 24 7 31
12 13 Mei 2012 10.00 11.00 Pengelolaan Keuangan Balai Desa 5 2 7
13 13 Mei 20 12 11.00 12.00 Penilaian Pada Pelatihan Balai Desa 6 3 9
14 14 Mei 2012 09.00 10.00 Pertemuan Dengan Masyarakat Tidak Terlayani Balai Dusun 23 5 28
15 15 Mei 2012 10.00 12.00 FGD : Efektifitas Pengguna Sarana Air Minum Balai Desa 19 4 23
16 15 Mei 2012 13.00 15.00 FGD : Efektifitas Pengguna Sarana Sanitasi Balai Desa 23 15 38
17 15 Mei 2012 13.00 14.00 Pembagian Kerja Berdasarkan Gender dan Waktu Kerja Balai Desa 14 18 32
18 15 Mei 2012 14.00 15.00 FGD : Hak Suara dan Pilihan Dalam Pengambilan Keputusan Balai Desa 26 12 38
19 15 Mei 2012 14.00 14.45 FGD : Alur Penularan Penyakit dan Penghambatnya Balai Desa 15 8 23
20 15 Mei 2012 14.45 15.15 Pelaksanaan Pemicuan CLTS Dusun 12 11 21
21 16 Mei 2012 09.00 12.00 Pleno Pembahasan Hasil Imas Dusun 27 5 32
22 16 Mei 2012 09.00 12.00 Pleno Pembentukan LKM Dusun 34 3 37
23 27 Mei 2012 09.00 12.00 Pleno Pembahasan Hasil Penyusunan PJM ProAksi Balai Desa 34 3 37
24 28 Mei 2012 09.00 12.00 Pleno Pembahasan Hasil Pemilihan Opsi Balai Desa 25 16 41
25 30 Juni 2012 09.00 12.00 Pleno Pembahasan Hasil Penyusunan RKM Balai Desa 29 12 41
LAMPIRAN :
1. Ringkasan pelaksanaan kegiatan identifikasi masalah dan analisis situasi menggunakan MPA dan PHAST
Tanggal Waktu Jenis kegiatan Lokasi kegiatan Kelompok diskusi Jumlah peserta
Mulai Selesai Perempuan Laki-laki Total
16 April 2012
09.00 10.00 Pertemuan dg Aparat Desa
Balai Desa Perangkat Desa 15 17 32
2. Lembar catatan dan skoring MPA-PHAST
3. Peta Sosial
4. Photo-photo Dokumentasi
5. Daftar hadir seluruh kegiatan yang telah dilegalisasi oleh aparat Desa/kelurahan
6. Berita Acara Pleno I-IV : Pleno IMAS, Pleno Pembentukan LKM, Pleno PJM ProAKSI/Opsi dan Pleno RKM
7. Dokumen PJM ProAksi
Berita Acara Pertemuan Pleno Tingkat Desa
Membahas : Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi (IMAS)
Pada hari Rabu tanggal enam belas bulan Mei tahun dua ribu dua belas di Desa Mekarsari telah dilaksanakan rapat Pleno dengan topik “Pembahasan Hasil Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi”.
Pertemuan yang dihadiri oleh masyarakat Desa Mekarsari yang terdiri dari perempuan 5 orang; laki-laki 27 orang dan dipimpin oleh Koordinator LKM. Jumlah masyarakat yang hadir telah menggambarkan keterwakilan: Dusun, laki-laki, perempuan, kaya dan miskin.
Selanjutnya masyarakat telah memahami dan sepakat terhadap hasil pleno tersebut
Demikian berita acara ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya
Mengetahui,
Fasilitator Masyarakat Kepala Desa
BADRUS ZAMAN WAHYUDIYONO
Berita Acara Pertemuan Pleno Tingkat Desa
MEMBAHAS : PEMBENTUKAN LKM
Pada hari ini Rabu tanggal enam belas Mei dua ribu dua belas di Desa Mekarsari telah dilaksanakan pemilihan dan pembentukan Lembaga Keswadayaan (LKM) Masyarakat untuk mengelola program Pamsimas bersama masyarakat. Pertemuan yang dihadiri oleh masyarakat Desa Mekarsari yang terdiri dari perempuan 3 orang; laki-laki 34 orang dan dipimpin oleh Kepala Desa. Jumlah masyarakat yang hadir telah menggambarkan keterwakilan: dusun, laki-laki, perempuan, kaya dan miskin.
Susunan LKM terdiri dari dari:
Pembina Wahyudiyono
Koordinator LKM Suwito
Anggota Warman, Ahmad Sahidin, Cahyaningsih
Ketua Satuan Pelaksana PAMSIMAS (Satlak) Besus
Sekretaris Doni Darsito
Unit Pengelola Keuangan/Bendahara Hambar Heru Purnomo
Unit Kerja Teknis Air Minum dan Sanitasi Pujiono,Wagino Arjo
Unit Kerja Teknis Hygiene dan Kesehatan Sri Juwita, Kader PKK Dusun
Unit Pengaduan Masyarakat Turmono,Misrun,Tarim
Pengadaan Barang Marsito, Masdar,Nunung
Susunan keanggotaan Lembaga Keswadayaan Masyarakat telah dipilih secara demokratis dengan mempertimbangkan kesetaraan gender dan kesetaraan sosial.
Demikianlah berita acara ini diibuat untuk dapat digunakan seperlunya
Mengetahui,
Fasilitator Masyarakat Kepala Desa
BADRUS ZAMAN WAHYUDIYONO
Berita Acara Pertemuan Pleno Tingkat Desa
Membahas : PJM- ProAKSI
Pada hari Minggu tanggal dua puluh tujuh bulan Mei tahun dua ribu dua belas di Desa Mekarsari telah dilaksanakan rapat yang dihadiri oleh masyarakat Desa Mekarsari yang terdiri dari perempuan 3 orang; laki-laki 34 orang dan dipimpin oleh Koordinator LKM menyepakati rencana Pembangunan Jangka Menengah Program Air Minum, Kesehatan dan Sanitasi (PJM- ProAKSI) untuk kurun waktu 5 tahun ke depan adalah sebagai berikut ; ( terlampir )
Mengetahui,
Fasilitator Masyarakat Ketua LKM
BADRUS ZAMAN SUWITO
Berita Acara Pertemuan Pleno Tingkat Desa
MEMBAHAS : PEMILIHAN OPSI TEKNIS, PELATIHAN DAN KESEHATAN
Pada hari Senin tanggal dua puluh delapan bulan Mei tahun dua ribu dua belas di Desa Mekarsari telah dilaksanakan rapat yang dihadiri oleh masyarakat Desa Mekarsari yang terdiri dari perempuan 16 orang; laki-laki 25 orang dan dipimpin oleh Koordinator LKM menyepakati bahwa opsi yang dipilih untuk:
1. Pembangunan sarana air minum sistem Gravitasi dan sarana Sanitasi adalah Jamban Sekolah yang akan dilaksanakan secara : Swadaya
Sarana akan dibangun oleh masyarakat dan direncanakan akan mencakup penduduk yang tinggal di Dusun: Pitulasi dan Dusun Gunungsari.
2. Peningkatan Kesehatan Masyarakat melalui Promosi PHS dilaksanakan melalui kegiatan Promosi Kesehatan dan CLTS
3. Pelatihan Masyarakat dalam pengelolaan kegiatan dilaksanakan melalui kegiatan pelatihan Teknik, pelatihan Administrasi dan pelatihan Badan Pengelola Sarana. Dengan jumlah peserta keseluruhan 7 orang. Yang terdiri dari jumlah peserta laki-laki 5 orang dan peserta perempuan 12 orang
Demikian Berita Acara ini dibuat untuk digunakan seperlunya.
Mengetahui,
Fasilitator Masyarakat Ketua LKM
BADRUS ZAMAN SUWITO
Berita Acara Pertemuan Pleno Tingkat Desa
Membahas : Rencana Kerja Masyarakat (RKM)
Pada hari Sabtu tanggal tiga puluh bulan Juni tahun dua ribu dua belas di Desa Mekarsari telah dilaksanakan rapat yang dihadiri oleh masyarakat Desa Mekarsari yang terdiri dari perempuan 12 orang; laki-laki 29 orang dan dipimpin oleh Koordinator LKM Menyepakati Rencana Kerja Masyarakat (RKM) yang akan diajukan dengan jenis kegiatan dan jumlah dana adalah sebagai berikut :
Total Pembiayaan RKM ( terlampir )
Mengetahui,
Fasilitator Masyarakat Ketua LKM
Langganan:
Postingan (Atom)